Sabtu, 10 November 2012
Belajar Menghargai Sesama
Senin, 20 Juni 2011
Jangan Main-Main ( Dengan Logikamu)
Hari ini kamu berkata kamu belajar, bahwa hidup bukan pilihan, kamu bilang semua itu hanya omong kosong, kamu bilang saat kita terlahir sebagai mahkluk bernama manusia, kita telah dihadapkan pada sebuah skenario kejadian yang pada dasarnya telah digariskan, sehingga kita tidak mempunyai kesempatan untuk memilih, dan harus bersedia menerimanya, tentu tanpa banyak bertanya. Jadi kamu menggugat, salahkah kita jika menjadi seorang pelacur, gigolo,pesakitan, pencuri, perampok, pemerkosa, dan lainnya,apakah dosa jika kita salah melangkah, bukankah hidup kita telah digariskan Tuhan? Jika memang hidup adalah pilihan, kita mungkin tidak akan memilih untuk hidup seperti itu, tapi kita "terpaksa" melakukannya, karena Sang Sutradara menginginkannya. Mungkin kamu benar. Bukankah IBLIS hanya menerima "jatahnya" sebagai mahkluk TERKUTUK? Jika iblis bisa memilih, mana mau ia dinaas sebagai penghuni kekal neraka, bukankah ia hanya menjalani skenario sang Maha Sutradara? jadi, salahkah jika IBLIS menggugat?
Hari ini katanya dia belajar, bahwa hidup bukan pilihan, dia bilang semua itu hanya omong kosong, saat kita terlahir sebagai mahkluk bernama manusia,mereka telah dihadapkan pada sebuah skenario kejadian yang pada dasarnya telah digariskan, sehingga mereka tidak mempunyai kesempatan untuk memilih, dan harus bersedia menerimanya, tentu tanpa banyak bertanya. Jadi dia menggugat, salahkah mereka jika menjadi seorang pelacur, gigolo,pesakitan, pencuri, perampok, pemerkosa, dan lainnya,apakah dosa jika mereka salah melangkah, bukankah hidup mereka telah digariskan Tuhan? Jika memang hidup adalah pilihan, mereka bilang mungkin tidak akan memilih untuk hidup seperti itu, tapi katanya mereka "terpaksa" melakukannya, karena Sang Sutradara menginginkannya. Kurang ajar benar, bahkan dia juga bilang “bukankah IBLIS hanya menerima "jatahnya" sebagai mahkluk TERKUTUK? Jika iblis bisa memilih, mana mau ia dinaas sebagai penghuni kekal neraka, bukankah ia hanya menjalani skenario sang Maha Sutradara? hebatnya lagi, dia malah bertanya, salahkah jika IBLIS menggugat?”
Hari ini dia berkata dia belajar, bahwa hidup bukan pilihan, dia bilang semua itu hanya omong kosong, saat mereka terlahir sebagai mahkluk bernama manusia, mereka telah dihadapkan pada sebuah skenario kejadian yang pada dasarnya telah digariskan, sehingga mereka tidak mempunyai kesempatan untuk memilih, dan harus bersedia menerimanya, tentu tanpa banyak bertanya. Jadi mereka menggugat, salahkah mereka jika menjadi seorang pelacur, gigolo,pesakitan, pencuri, perampok, pemerkosa, dan lainnya,apakah dosa jika mereka salah melangkah, bukankah hidup mereka telah digariskan Tuhan? Jika memang hidup adalah pilihan, kami mungkin tidak akan memilih untuk hidup seperti itu, tapi mereka "terpaksa" melakukannya, karena Sang Sutradara menginginkannya. Ya, dia benar. Bukankah aku hanya menerima "jatahku" sebagai mahkluk TERKUTUK? Jika aku bisa memilih, mana mau aku dinaas sebagai penghuni kekal neraka, bukankah aku hanya menjalani skenario sang Maha Sutradara? Salahkah jika aku menggugat?
Hati-hati Jangan main-main Dengan logikamu
Selasa, 07 Juni 2011
Tak Peduli Sejarahnya yang Penting Saya Suka
a wagon bound and helplessLies a calf,
who is doomed to die.
High above him flies a swallow Soaring gaily through the sky.
The wind laughs in the cornfieldLaughs with all his might Laughs and laughs the whole day throughAnd half way through the night
Dona, dona, dona, dona,dona, dona, dona, do,dona, dona, dona, dona,dona, dona, dona, do.
Now the calf is softly crying “Tell me wind,
why do you laugh?”Why can’t I fly like the swallow
Why did I have to be a calf,
The wind laughs in the cornfield…
Calves are born and soon are slaughteredWith no hope of being saved. Only those with wing like swallowWill not ever be enslaved.
Terjemahan oleh Kevess&SchwartzOn
a wagon bound for market
There’s a calf with a mournful eye.
High above him there’s a swallow
Winging swiftly through the sky.
How the winds are laughing
They laugh with all their might
Laugh and laugh the whole day through
And half the summer’s night.
Dona, dona, dona, dona,dona, dona, dona, do,dona, dona, dona, dona,dona, dona, dona, do.
“Stop complaining,”said the farmer,
“Who told you a calf to be?
Why don’t you have wings to fly with
Like the swallow so proud and free?
”How the winds are laughing…
Calves are easily bound and slaughtered
Never knowing the reason why.
But whoever treasures freedom,
Like the swallow has learned to fly.
Berdasarkan semua fakta diatas, saya tetap menyukai lagu ini. Bagi saya, lagu ini mempunyai sejarah sendiri, tinggal bagaimana kita memaknainya.
Kamis, 21 April 2011
Senandung Malam (Untuk Ayah)
Selasa, 05 April 2011
Slogan bagus
Hari ini liat slogan bagus di tempat penjualan koran di bonbin (kantin anak anak FIB, Psikologi, ma FEB), bunyinya "Life happened because we turned the page) yang kira-kira artinya hidup itu berjalan karena kita membuka setiap lembar halamannya, memang setiap lembaran hidup adalah misteri, dan akan terkuak bila kita sudah menjalaninya, nah disinilah pentingnya belajar dari pengalaman tentang lembaran yang telah dibuka sebelumnya sehingga kita tidak akan kaget bila yang terjadi besok tidak sesuai dengan harapan kita. Jadi kawan, pengalaman bukan hanya untuk dikenang, tapi juga diresapi dah direnungkan dalam dalam.
Because yesterday is a past, today is a gift, and tommorow is a mistery, so do the best in our life.
Because yesterday is a past, today is a gift, and tommorow is a mistery, so do the best in our life.
Senin, 04 April 2011
Hidup bukan pilihan
Hari ini aku belajar kawan, bahwa hidup bukan pilihan, semua itu hanya omong kosong, saat kita terlahir sebagai mahkluk bernama manusia, kita telah dihadapkan pada sebuah skenario kejadian yang pada dasarnya telah digariskan, sehingga kita tidak mempunyai kesempatan untuk memilih, dan harus bersedia menerimanya, tentu tanpa banyak bertanya. Jadi salahkah kita jika menjadi seorang pelacur, gigolo,pesakitan, pencuri, perampok, pemerkosa, dan lainnya,apakah dosa jika kita salah melangkah, bukankah hidup kita telah digariskan Tuhan? Jika memang hidup adalah pilihan, mereka mungkin tidak akan memilih untuk hidup seperti itu, tapi mereka "terpaksa" melakukannya kawan, karena apa kawan, karena keadaan.
Selasa, 22 Februari 2011
Wanita Tua (di depan Grha Sabha)
Langganan:
Postingan (Atom)