Kamis, 21 April 2011

Senandung Malam (Untuk Ayah)


Malam terlelap dalam balutan gelap. Mendung melukis hitam awan. Membiaskan warna kelam pada bintang-gemintang yang bertahta di angkasa. Bulan yang berdaulat penuh atas malam pun tak kuasa menembus pekat gulita. Perlahan pudar sinar dari wajah pucatnya. Angin yang mengalir bersemilir dalam desau lembut bersekutu dengan dingin. Tetumbuhan merunduk letih, bertasbih pada Sang Maha Pengasih. Suara jangkrik bersimfoni dalam harmoni menyemarakkan malam sepi. Keremangan menggelayut melahap setiap cercah cahaya. Di sehelai sajadah tua, duduk seoarng pria berambut kelabu dengan kopiah bertengger di kepala. Syahdu ia menguntai doa pada Pencipta. Dalam hening selaksa dzikir tak henti mengalir dari bibir. Bulir air megalir dari mata yang mulai kehilangan daya dan cahaya. Khusuk ia berdoa,"Tuhan, berilah sekiranya yang terbaik pada anak hamba yang tengah menempuh pendidikan di Jogja"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar